SELAMAT DATANG DI DUNIA INFORMASI ISLAM INDONESIA DAN DUNIA

11 July 2019

Abu Lahab

Abu Lahab [Abdul Uzza bin Abdul Muthalib]

Abu Lahab bin 'Abdul Muttalib (meninggal 624) adalah paman Nabi Muhammad yang terkenal akan kebenciannya terhadap ajaran Islam. Namanya disebut dalam Al-Qur'an Surah Al-Lahab yang merupakan pengutukkan atasnya sebagai salah satu musuh Islam.

Nama lengkapnya adalah Abdul al-Uzza bin 'Abdul Muttalib dan panggilannya Abu Lahab (bapak dari api yang berkobar), karena pipinya selalu merah atau seperti terbakar. Istrinya adalah Ummu Jamil, yang telah melahirkan dua anak Utbah bin Abu Lahab dan Utaybah bin Abu Lahab.


Paman Rasulullah SAW yang Tidak Beriman 

Ada dua paman dari Nabi Muhammad SAW yang hingga akhir hayatnya tidak memeluk agam Islam. Yaitu Abu Thalib bin Abdul Muthalib dan Abdul Uzza bin Abdul Muthalib. Dibandingkan dengan Abu Lahab, Abu Thalib tidak menentang dakhwah Rasulullah SAW namun tidak menerima agama Islam yang Rasulullah bawa. Sedangkan Abu Lahab, ia menentang dan memusuhi Rasulullah SAW.

Bagi penduduk Makkah jahiliyah, Abu Lahab adalah salah seorang sosok idaman, idola sekaligus panutan. Ia memiliki segalanya, harta hasil bisnisnya melimpah dan kedudukannya terhormat. Ia terlahir dari kalangan nasab (leluhur) pilihan. Selain pembisnis ulung, pemimpin idaman, Abu Lahab juga dikenal luwes bergaul. Namun, semua itu tiada artinya tanpa keimanan. Allah SWT hinakan dia dengan mencatatnya sebagai seorang yang celaka. Dan dibaca oleh manusia hingga hari kiamat dalam surah Al-Masad.

Dalam QS. Al-Lahab, Allah SWT berfirman “berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.” (QS. Al-Lahab [111] – 2). Abu Lahab dan Keluarganya Nama lengkap dari Abu Lahab ialah Abdul Uzza bin Abu Muthalib. Namun mengapa ia dikenal dengan nama Abu Lahab? Hal ini karena kekafirannya, yang kemudian Allah SWT mengkekalkan nama Abu Lahab untuknya. Lahab sendiri berarti api. Yaitu karena ketika marah, rona wajah Abu Lahab berubah menjadi merah layaknya api. Sebenarnya Abu Lahab adalah tokoh Makkah yang cerdas. Namun saying, kecerdasan dan kepandaiannya tidak bermanfaat sama sekali di sisi Allah, karena tidak ia gunakan untuk merenungkan kebenaran Syariat Islam yang lurus.

Abu Lahab Menolak Seruan Rasulullah

"Suatu hari, Rasulullah SAW naik ke atas bukit Shafa lalu memanggil orang-orang Quraisy untuk berkumpul. Pada saat mereka telah berkumpul, Rasulullah lalu berkata, 'Sekiranya saya sekarang mengatakan kepada kalian bahwa pasukan musuh akan menyerang kalian di pagi ini atau sore ini, apakah kalian akan mempercayainya?'

Mereka serentak menjawab, 'Ya.'

Rasulullah SAW lalu berkata, 'Sesungguhnya saya sekarang memberi peringatan kepada kalian terhadap akan datangnya azab yang pedih.'

Mendengar ucapan Nabi SAW tersebut, Abu Lahab langsung menyahut, 'Celaka engkau, apakah hanya untuk menyampaikan hal ini engkau mengumpulkan kami!?'

Allah SWT melalui Jibril AS lalu menurunkan ayat ini (surah al-Lahab) kepada Nabi SAW."

Surah al-Lahab sendiri secara harfiah berarti 'gejolak api' atau 'sabut.' Pada ayat keempat dan kelima, disebutkan firman Allah SWT yang artinya: "Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar", "Yang di lehernya ada tali dari sabut."

Maknanya, istri Abu Lahab kelak juga akan merasakan siksa api neraka. Riwayat Ibnu Jarir yang sampai pada Yazid bin Zaid menyebutkan, suatu ketika istri Abu Lahab menebarkan duri-duri ke jalan yang biasa dilalui Nabi SAW. Tidak lama kemudian, turunlah surah al-Lahab, ayat kesatu hingga keempat.

Untuk diketahui, surah al-Lahab turun 10 tahun sebelum matinya Abu lahab. Karena itu, banyak ulama yang berpendapat, turunnya firman Allah SWT itu sebagai salah satu mukjizat.

Kematian Abu Lahab terjadi setelah Perang Badar. Waktu itu, dia tidak mengikuti pertempuran tersebut. Dengan menyetor 4.000 dirham, dia meminta seorang temannya, al-Ashi bin Hisyam, untuk menggantikannya di medan perang.

Perang Badar berakhir dengan kekalahan yang memalukan dari pihak musyrikin Quraisy. Sepekan setelah itu, Abu Lahab menderita sakit parah. Dia pun meregang nyawa dan tewas.

Jasadnya diabaikan orang-orang tiga hari berturut-turut. Bau busuk menyeruak. Para tetangganya memutuskan untuk menggali sebuah lubang besar dan memasukkan mayat Abu Lahab ke dalam boks kayu. Dimasukkanlah peti kayu dan isinya itu ke dalam lubang tersebut.

Cara menguburkannya begitu merepotkan. Orang-orang tidak tahan dengan bau busuk yang keluar dari jasad Abu Lahab, sehingga mereka memasukkan peti tadi dari kejauhan. Sesudah itu, lubang tadi dilempari dengan kerikil dan tanah sampai rata. Demikianlah akhir hayat sang penentang dakwah Nabi SAW.

Lalu bagaimana dengan anggota keluarga beliau? 

Tidak berbeda dengan Abu Lahab. Istrinya, Ummu Jamil Aura’ juga seorang kafir yang sangat kejam. Diceritakan pada suatu hari ia sengaja menaruh kayu dan tumbuhan berduri di jalan yang biasa dilewati oleh Rasulullah SAW, agar Nabi tersakiti. Sungguh biadab. Oleh karen itu, namanya diabadikan dalam surat al-Masad sebagai wanita pembawa kayu bakar. Keburukan di dalam keluarag Abu Lahab pun sampai pula ke anak-anaknya. Suatu hari, Abu Lahab menyuruh dan mengacam kepada dua orang anaknya yang menikah dengan puteri Baginda Rasulullah SAW, untuk menceraikan istri-istrinya. Salah seorang anak beliau yang bernama, Utaibah pun akhirnya datang kerumah Nabi untuk menceraikan anak beliau, Ummu Kultsum dan ia juga meludahi wajah Nabi. Namun malang, karena kemudian Allah binasakan Utaibah dengan diterkam singa. Wafatnya Abu Lahab Abu Lahab meninggal, 7 hari setelah Perang Badr. Ia menderita bisul-bisul di sekitar tubuh. 3 hari mayatnya terlantar, dan tak seorangpun yang mau mendekati bangkai si kafir itu. Karena malu, keluarganya lantas menggali lubang kemudian mendorong tubuh Abu lahab dengan kayu panjang hingga masuk ke lubang itu. kemudian mereka lempari makamnya dengan batu hingga jasadnya tertimbun. Ia pun mati dengan seburuk-buruknya kematian. Dari cerita Abu Lahab kita dapat mengambil pelajaran, bahwasannya apa yang kita miliki di dunia, kekuasaan, harta benda, dan kenikmatan lainnya tidak berarti apabila kita mendustakan Allah SWT. Tak terkecuali dengan pasangan hidup. Pasangan seseorang itu tergantung dengan kualitas dirinya. Ia bagaikan cermin kepribadian.

0 comments:

Tujuan Blog Dibuat

Blog ini dibangun sebagai sarana informasi tentang tokoh dunia Islam di Indonesia dan tokoh Islam dunia [Lulut Hartoko]



Seulas Kata

Dunia Islam sangat luas cakupannya, blog ini hanya salah satu sumber yang terbatas informasinya, semoga mencerahkan dan menambah wawasan dunia Islam untuk kita

  © Free Blogger Templates Spain by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP